Daftar Blog Saya

Kamis, 25 Juli 2013

Sungai Rindang


Sungai Rindang berada di kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur. Dinamakan sungai rindang karena sungai ini tidak bisa dimasuki oleh prajurit Belanda, karena muaranya bercabang-cabang dan tertutup pohon-pohon lebat pada saat itu. Sehingga cocok untuk tempat bersembunyi Raja Alam. Raja Alam diakui masyarakat jantui sebagai pahlawan kampung tembudan pada jaman penjajahan Belanda. Raja Alam lari ke kampung Talisayan dikejar, ke kampung Dumaring dikejar, dia lari keBatu putihpun tetap dikejar oleh Belanda. Lalu dia mencari tempat persembunyian, dan dapatlah dia tempat persembunyian yaitu sungai rindang ini. raja Alam dimakamkan di pinggir sungai rindang beserta prajurit perangnya. Ada pula makam 3 anak perempuannya dimakamkan di pinggir sungai rindang ini.
Saat ini sungai rindang digunakan masyarakat tembudan untuk MCK, dan air minum ( dimasak terlebih dahulu ). Karena aliran sungai rindang cukup deras sehingga sungai inipun digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ). PLTA ini mengalirkan listrik ke kampung tembudan, kampung sekitar, dan perusahaan yang berada didaerah itu, jam 5 sore hingga jam 6 pagi. Untuk biaya perawatan mesin PLTA, masyarakat/perusahaan dikenakan biaya 10rb untuk 1 buah lampu atau tv tiap bulannya. Tapi sungai inipun mendapat ancaman karena bagian hulu sungai sudah dibuka oleh perkebunan sawit besar.
 

Rabu, 19 Juni 2013

Pelatihan Pemetaan



Pelatihan pemetaan ini dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Pengurus Wilayah Kalimantan Timur di desa Keluang Paser Jaya, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Pelatihan ini dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 17 sampai 22 Mei 2013. Pelatihan ini dimaksudkan supaya Masyarakat Adat dapat memetakan wilayahnya sebelum wilayah tersebut dipetakan oleh pemerintah maupun investor. Menurut beberapa peserta yang mengikuti pelatihan, mereka belajar pemetaan supaya bisa meminimalisir konflik persoalan agraria (tanah) dikampungnya. Peserta pelatihan dihadiri dari beberapa daerah yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, seperti kabupaten Paser, Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Malinau.





Disini masyarakat adat diajari menggunakan Global Positioning System (GPS), GPS ini berfungsi untuk menentukan titik koordinat suatu tempat, disini kita menggunakan GPS yang dikeluarkan oleh garmin yaitu GPS Map 62s. Selain GPS peserta juga diajarkan bagaimana cara menggunakan kompas pada saat melakukan pemetaan, kompas disini berguna untuk menentukan sudut antara titik satu ke titik dua dan seterusnya. Selanjutnya alat yang di ajarkan adalah Clinometer, Alat ini jarang digunakan kecuali kita memetakan didaerah perbukitan, karena alat ini berguna untuk mengukur kemiringan suatu lahan. Dan yang tak kalah pentingnya dan pasti dah pada tau yaitu bambu dengan panjang 2 meter dan diujungnya diberi cat berwarna merah, bambu ini berfungsi sebagai titik fokus sehingga saat mengukur menggunakan kompas dan clinometer tanda merah inilah yang akan menjadi titik fokus pandangan kita. Selain itu kita juga menggunakan Meteran, meteran yang biasa kita gunakan adalah meteran yang panjangnya 100 Meter dan jika tidak ada bisa menggunakan yang 50 Meter.

Setelah seharian dilapangan saatnya menuangkannya didalam selembar kertas, ups bukan kertas sembarangan nih melainkan kertas millimeter block ukuran A3.Kenapa harus menggunakan kertas A3 ? Karena dikertas A3 ada kotak-kotak yang berukuran paling kecil 1 mm yang memudahkan untuk menggambar. Menggunakan kertas ini peserta disuruh menggambar peta secara manual dengan ukuran yang sudah melalui tahap penghitungan dari hasil pengukuran dilapangan. Jika dalam tahap pengitungan dan pengukuran dilapangan tidak sesuai atau salah maka gambar tidak akan jadi atau biasa kita sebut tidak ketemu benang merah.
                                            
Hari terakhir pelatihan pemetaan teman-teman melepas lelah di kota "Tana Paser" yang dulunya bernama "Grogot". Saatnya bernarsis ria dipinggir sungai Kandilo, Sungai terpanjang dan terlebar yang ada di Kabupaten Paser.
Gampangkan membuat peta? Silahkan anda memetakan tanah anda sendiri sebelum orang lain memetakan tanah anda :D

Minggu, 24 Februari 2013

Lowak Nte Penyembolum Taka

 Dikabupaten Paser memiliki 4 sungai yang cukup besar dan panjang. Yaitu sungai Telake dengan panjang 430Km, sungai Kandilo ( 615Km), sungai Apar Besar (95Km), dan sungai Kerang (190Km). Kesemua sungai tersebut bermuara ke Selat Makasar. Dari jaman kerajaan, masyarakat Paser tinggal di pinggiran sungai. Semenjak dulu sungai dijadikan sumber kehidupan (menangkap ikan, air minum, MCK) dan sebagai jalur transportasi.

Saat ini  sungai masih digunakan untuk jalur transportasi, memandikan ternak, kegiatan MCK, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan sungai. Tetapi air sungai saat ini tidak bisa lagi untuk dijadikan air minum. Itu diakibatkan karena pertambangan (batu bara, pasir, emas, nikel, batu), perkebunan sawit skala besar dan limbah industri sawit. Seperti kedua ibu ini, mereka tidak bisa mencuci baju ketika mesin penyedot pasir lagi dihidupkan. 100 Meter dari ibu-ibu ini mencuci ada  penambang pasir, yang mengakibatkan air sungai menjadi sangat keruh. Ujar kedua ibu ini sambil terus mencuci. Ibu-ibu ini mencuci disungai karena sudah menjadi kebiasaan. Tetapi sungai ini akan dipenuhi banyak orang jika musim kemarau tiba, karena sumur maupun anakan sungai sekitar rumah kering.

Mayoritas masyarakat meenggunakan pompa yang ditaruh di sungai, anakan sungai, dan sumur. Pompa ini berfungsi untuk menyalurkan air kedalam bak penampungan yang ada dirumah dengan menggunakan selang. Anak sungai dengan lebar 2 Meter dan panjang lebih dari 2 Km ini akan kering jika kemarau lebih dari satu bulan. Sehingga ketika musim kemarau masyarakat pergi kesungai yang lebih besar untuk kegiatan MCK, kecuali mereka yang menggunakan PDAM. Tapi jangan membayangkan PDAM seperti dipulau jawa yang airnya bersih. Disini air PDAM cukup keruh dan saya pribadi tidak berani mengunakannya untuk air minum. Air yang digunakan untuk memasak khususnya digunakan untuk minum masyarakat disini harus membeli air isi ulang dengan harga empat ribu per satu galon Aqua (19liter).

Lowak nte penyembolum taka atau jika diartikan dalam bahasa indonesia yaitu, sungai sebagai sumber kehidupan kita. Bisa dibayangkan jika seluruh air sungai ditempat ini tercemar, berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli air bersih? Atau bahkan kehidupan disekitar sungai akan hilang? Supaya hal itu tidak terjadi, maka jaga, rawat dan pertahankanlah sungai disekitarmu, seperti kamu merawat hidupmu.