Daftar Blog Saya
Selasa, 31 Mei 2011
INI KEBUN SIAPA?
Hari itu rabu tepatnya tanggal 5 januari 2011 adalah hari ke-5 keberadaan saya, suami dan kedua anak saya berlibur dirumah kedua orang tua saya di desa sawit jayakec long ikis yang berjarak +- 30 Km dari desa rangan kecamatan kuaro dimana saya,suami dan anak” tinggal.Karena hari itu adalah hari terakhir libur sekolah anak saya, maka kami berniat pulang kembali ke desa rangan.Saya sedang mengemasi barang-barang untuk dibawa pulang kembali, tiba-tiba bapak mendekati saya sambil menyodorkan selembar kertas.”hari ini ada undangan rapat dikantor desa, soal replanting, bapak nda’ bisa hadir soalnya jadwal panen, kalau bisa coba kamu hadir, ini undangannya”, kata beliau.Reflek tangan saya berhenti mengemasi barang-barang, saya ambil kertas itu dan saya baca.Disitu tertulis “Undangan untuk Penandatanganan Surat Penolakan Replanting” saya terkesiap...kok bahasa undangannya begitu iya?!?batin saya.”iya pak,nanti saya coba hadir dulu, baru pulang (kerangan)” jawab saya kemudian.
Kurang lebih jam 08.30 saya dan suami berangkat menuju kantor desa dengan menggunakan sepeda motor,undangan rapat jam 09.00 pagi.Sampai dikantor desa ternyata masih sepi hanya ada satu dua orang petani yang hadir ditempat itu.Waktu terus berjalan dan peserta rapatpun terus berdatangan, jam 09.00 pagi telah terlewati, namun rapat belum juga dimulai, peserta mulai kasak-kusk dan membentuk kelompok-kelompok.+- jam 11.00 siang, tiba-tiba sebuah mobil mewah (Ranger) masuk kehalaman kantor desa, mobil tersebut berhenti diikuti dengan keluarnya para penumpang (kalau tidak salah ada 2 orang).Sontak kasak-kusuk tadi hening, kemudian rapat dimulai.
Saat itu rapat dihadiri oleh: Bp.Barianto manager tabara plasma PTP XIII sang pengemudi mobil mewah tadi, kemudian ada Bp.Diarjo ketua PPL untuk desa sawit jaya, Bp Tukul Badan Penyuluhan (HK), Bapak Satir ketua KUD desa sawit jaya, Bp aliyadi Sekretaris KUD, Bp jainudin kepala desa sawit jaya, Bp Ruba’i salah seorang kadus didesa tersebut dan selebihnya adalah petani yang berjumlah +- 20 orang.Seperti rapat pada umumnya, rapat dibuka oleh pembawa acara (Aliyadi) kemudian dilanjutkan dengan pembacaan susunan acara, lalu masuk ke acara sambutan, sambutan yang pertama dibawakan oleh kepala desa, saat kepala desa membacakan sambutannya suasana menjadi tegang.Sambutan yang dibawakan kepala desa bukan sambutan biasa tetapi lebih kepada hardikan, cercaan dan tekanan-tekan kepada petani.”Saya sudah capek dengan urusan ini (replanting), rapat ini adalah rapat yang ke-32 kali....kenapa sih kok bapak-bapak dan ibu-ibu tidak mau ikut program ini?apa bapak-bapak dan ibu-ibu sudah sugih semua?”kata kepala desa dengan nada tinggi.Ini program pemerintah, kalau bapak-bapak dan ibu-ibu tidak mau ikut berarti bapak-bapak dan ibu-ibu melawan pemerintah....oleh karena itu untuk segala urusan (akses pelayanan dan administrasi) didesa akan dipersulit, jalan dari dan menuju kebun bapak-bapak dan ibu-ibu akan kami tutup (portal)...Begitu juga hasil kebun bapak-bapak dan ibu-ibu jangan harap diterima oleh PTP...”lanjut kepala desa dengan suara keras.
Saya lihat para peserta rapat yang duduk didepan saya hanya diam sambil menundukkan kepala, kebetulan saat itu saya duduk di bangku paling belakang dekat pintu keluar.Selesai kepala desa memberikan sambutan dilanjutkan dengan sambutan dari ketua KUD dan manager tabara plasma.Walau dengan nada yang lebih rendah dan mimik yang lebih ramah tetapi isi sambuannya tidak terlalu jauh berbeda dengan sambutan kepala desa, memojokkan dan mengintimidasi petani yang tidak ikut PTP.Dalam sambutan itu juga manager tabara plasma mengatakan bahwa mereka (PTP) sebenarnya tidak berkeinginan mereplanting kebun petani, buat PTP mereplanting kebun petani tidak ada untungnya sama sekali, malah rugi secara finansial, jadi mereka (PTP) mereplanting kebun petani hanya karena beban moral dan merasa kasihan kepada petani, merka hanya menjalankan program pemerintah.Dia juga menjelaskan bahwa kalau mengikuti program PTP (Pola Manajeman Satu Atap) sangat banyak keuntungannya buat petani, jadi tidak ada dasar alasan petani untuk menolak karena hidup petani akan enak...Dalam penjelasan jelas terlihat pembodohan terhadap petani, dia hanya menjelaskan keuntungan-keuntungan bila ikut replanting saja tanpa menjelaskan apa kerugian/resikonya bila mengikuti program tersebut, dia sama sekali tidak menjelaskan berapa jumlah kredit(beserta bunganya) yang harus ditanggung petani dan apa saja komponen-komponen dari kredit yang harus dibayar petani tersebut.Dia hanya menyebukan kredit yang ditanggung petani berkisar antara 76 juta per kapling (2 Ha) belum termasuk bunga.Disini saya melihat informasi-informasi yang diberikan itu baik dari pihak desa, KUD dan PTP sengaja dibuat putus/mengambang agar kesannya program tersebut adalah program yang “cantik” sehingga banyak petani yang tidak mengerti pola PSM itu seperti apa, yang mereka tau mereka duduk manis dirumah kemudian pada akhir bulan akan menerima gaji/uang dari hasil kebun mereka.
Mata hari terus meninggi satu-persatu acara yang tercantum dalam susunan acara yang tercantum dalam susunan acara yang telah dibacakan tadi dilewati, dan sampailah pada acara kesimpulan dan tanya jawab, kepala desa kembali melontarkan kecaman dan ancaman kepada petani peserta yang dianggap “menghambat pembangunan”, ancaman dan kecaman tersebut bukan saja dari kepala desa tetapi juga sekretaris KUD (aliyadi), dia mengatakan pihak KUD akan mendesak pihak desa untuk membuat peraturan desa (perdes) yang isinya mewajibkan petani yang tidak mau ikut program replanting PTP untuk membayar biaya jalan 2 kali lipat dari biaya yang akan dibebankan kepada petani peserta replanting karena petani yang menolak tersebut adalah petani yang mampu(kaya)/yang sok kaya dan tidak memiliki rasa senasib sepenanggungan dengan kawan-kawan yang ikut replanting.”Saya saja yang kaplingnya terletak di jalan utama ikut program ini karena saya memiliki rasa kebersamaan, padahalkan kapling saya paling depan jadi tidak masalah dengan persoalan jalan”katanya.
Waktu sudah menunjukkan jam 03.00 siang, rapat belum ada tanda-tanda usai, kepala desa dan sekretaris KUD terus menceramahi petani peserta rapat, bahkan mereka memaksa petani untuk menandatangani surat pernyataan yang mereka (pihak desa, KUD, PTP) buat, yang isinya seolah-olah dibuat petani yang menolak ikut program replanting tersebut, petani tidak diberi kesempatan untuk mempelajari isi pernyataan tersebut terlebih dahulu, padahal isi dari surat pernyataan tersebut jelas-jelas merugikan petani.Saat itu ada beberapa petani (termasuk saya) yang menolak menandatangani surat pernyataan tersebut dengan berbagai alasan diantaranya ingin dipelajari lebih dulu dan ingin bermusyawarah dengan keluarga.Rasa lapar (saat itu kami hanya diberi satu gelas air mineral satu orang), lelah dan marah membuat saya,suami dan seorang ibu (sri budiwahyuni) yang kebetulan duduk disamping saya diam-diam pergi meninggalkan rapat.kepala desa berang, dia menghardik kami dan mengatakan kami tidak sopan, tetapi kami tetap melangkah pergi tanpa menhiraukan hardikan tersebut.
Selang beberapa hari kemudian pihak desa (anggota LINMAS) kembali mendatangi bapak dan memaksa bapak untuk menandatangani surat pernyataan tersebut, tetapi bapak tetap tidak mau tanda tangan.Kini, empat bulan telah berlalu setelah rapat tersebut, proses replanting didesa sawit jaya terus berjalan, akan tetapi banyak keluh kesah dari petani peserta program pemerintah tersebut.Keluh kesah mengenai hilangnya sumber penghasilan, lambatnya penangan (proses penanaman kembali) kebun mereka, minimnya upah kerja, dan banyak lagi keluh-kesah lainnya yang tidak terekspos keluar.Yang lebih mencengangkan ternyata kebun (kapling) milik Aliyadi sang sekretaris KUD yang ketika rapat tanggal 5 januari 2011 dengan lantang berkata dia ikut atas nama kebersamaan dan turut serta mengintimidasi petani yang menolak ikut program replanting.....ada apa ya?!?
Dan satu hal yang masih selalu menjadi pertanyaan petani....KEBUN (sawit) INI MILIK SIAPA?Kalau milik petani mengapa ketika petani ingin mengelolanya sendiri tidak boleh dan malah dikatakan “menghambat pembangunan”.Kalau milik PTP/pemerintah...lah mengapa sertifikatnya atas nama petani.
by yurni
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

kalo menurut saya yaa,,, ne kemungkinan kebuNnya DORAEMON...
BalasHapuswekwekwek... canda mas Bro...
hahaha bingung saya mau masukin foto saya terlalu besar KB nya :D
BalasHapus