Daftar Blog Saya

Selasa, 12 Februari 2013

Perempuan di Dalam Kebun Rotan

Paradigma lama tentang perempuan hanya menjalankan tiga "ur", yaitu dapur, sumur, dan kasur. Perempuan hanyalah menjadi teman dikasur bagi suaminya. Perempuan bertugas didapur untuk memasak. Dan perempuan hanya bertugas mencuci di sumur. Untuk kedua perempuan ini tiga "ur" bukan hanya bisa dikerjakan oleh perempuan, melainkan lelakipun bisa mengerjakan tiga "ur". "Semenjak harga sawit turun yang membuat warung saya sepi, jadi mau tidak-mau harus membantu suami memanen rotan". Ujar salah satu perempuan keturunan jawa ini.

Kedua perempuan ini membantu suami untuk mengumpulkan hasil panen dan memotong rotan seukuran 4 Meter. Pekerjaannya tidak bisa dibilang mudah karena jalan yang turun-naik, dan rotan yang cukup berat untuk ditarik kelokasi pemotongan.

Ketika tidak sedang mengumpulkan rotan, kedua perempuan ini lebih senang mencari umbut rotan. Umbut rotan adalah rotan yang masih muda biasanya berada diujung rotan yang masih muda. Umbut rotan ataupun dalam bahasa Paser disebut umbut jua. Tetapi orang lebih senang menyebutnya umbut pait karena memang rasanya yang pa(h)it. Umbut pait ini sangat digemari untuk dibuat sayur karena rasnya yang pa(h)it sehingga menambah nafsu makan. Selain untuk dijadikan sayur untuk pribadi, ternyata umbut pait ini sangat laku untuk dijual. Umbut pait ini biasa dijual seharga Rp 10.000 per 6 batang umbut.

Ternyata untuk mencari satu batang umbut pait tidaklah mudah. Jangan takut duri jika ingin mencari umbut pait. Karena rotan yang masih muda dipenuhi duri yang sangat tajam jika terkena kulit. Walaupun kerja di kebun rotan sangat berat, tapi tak kulihat muka yang menunjukkan keletihan di mereka. "Memang ibu-ibu petani yang tangguh", ujarku.

2 komentar:

  1. di warungnya si ibu ini, apakah dia juga menjual sayur umbut rotan? kalo ke kaltim, ajak ke sini yah.

    BalasHapus